Tuesday, January 19, 2016

Sikap kerja dan Kepuasan kerja

MAKALAH PSIKOLOGI MANAJEMEN



NAMA KELOMPOK :

DELLA NOVIANTI (12513148)
LIYA SARI ASRI WIYANTO (15513018)
MUTIARA FRASISKA (16513235)

KELAS : 3PA15

UNIVERSITAS GUNADARMA
2015
SIKAP KERJA

Determinan Sikap Kerja
Sikap kerja dapat dijadikan indikator apakah suatu pekerjaan berjalan lancar atau tidak. Jika sikap kerja dilaksanakan dengan baik, pekerjaan akan berjalan lancar. Jika tidak berarti akan mengalami kesulitan. Tetapi, bukan berarti adanya kesulitan karena tidak dipatuhinya sikap kerja, melainkan ada masalah lain lagi dalam hubungan antara karyawan yang akibatnya sikap kerjanya diabaikan. Menurut  para  tokoh :
Gibson (1997), menjelaskan sikap sebagai perasaan positif atau negatif atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap orang, obyek ataupun keadaan. Sikap lebih merupakan determinan perilaku sebab, sikap berkaitan dengan persepsi, kepribadian dan motivasi.
Sada (2000), adalah tindakan yang akan diambil karyawan dan segala sesuatu yang harus dilakukan karyawan tersebut yang hasilnya sebanding dengan usaha yang dilakukan.

Pengukuran Sikap Kerja
Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal. Ketika seorang merasakan kepuasan dalam bekerja tentunya ia akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya. Dengan demikian produktivitas dan hasil kerja karyawan akan meningkat secara optimal.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan pada dasarnya secara praktis dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam diri dan dibawa oleh setiap karyawan sejak mulai bekerja di tempat pekerjaannya, Sebagai contoh, karyawan yang sudah lama bekerja memiliki kecenderungan lebih puas dibandingkan dengan karyawan yang belum lama bekerja (Doering et al., 1983) Faktor eksentrinsik menyangkut hal-hal yang berasal dari luar diri karyawan, antara lain kondisi fisik lingkungan kerja, interaksinya dengan karyawan lain, sistem penggajian dan sebagainya.
Secara teoritis, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja sangat banyak jumlahnya, seperti gayakepemimpinan, produktivitas kerja, perilaku, locus of control , pemenuhan harapan penggajian dan efektivitas kerja.
 Salah satu cara untuk menentukan apakah pekerja puas dengan pekerjaannya atau tidak, ialah dengan membandingkan pekerjaan mereka dengan beberapa pekerjaan ideal tertentu (teori kesenjangan).
Faktor-faktor yang biasanya digunakan untuk mengukur kepuasan kerja seorang pegawai diantaranya :
Isi pekerjaan, penampilan tugas pekerjaan yang aktual dan sebagai kontrol terhadap pekerjaan
Supervise
Organisasi dan manajemen
Kesempatan untuk maju
Gaji dan keuntungan dalam bidang finansial lainnya seperti adanya insentif
Rekan kerja
Kondisi pekerjaan
Menurut Job Descriptive Index (JDI) faktor penyebab kepuasan kerja, pengukuran sikap/kepuasan kerja, diantaranya :
Bekerja pada tempat yang tepat
Pembayaran yang sesuai
Organisasi dan manajemen
Supervisi pada pekerjaan yang tepat
Orang yang berada dalam pekerjaan yang tepat.

Macam-Macam Sikap Kerja
Sikap kerja duduk
Sikap kerja duduk merupakan sikap kerja yang kaki tidak terbeban dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Duduk memeliki sedikit energi daripada berdiri. Sikap duduk yang salah dapat menyebabkan adanya masalah-masalah punggung. Hal ini dapat terjadi karena tekanan pada bagian tulang belakang akan meningkat.
Sikap kerja berdiri
Selain sikap kerja duduk, sikap kerja berdirijuga banyak ditemukan diperusahaan. Sikap kerja berdiri merupakan sikap kerja yang posisi tulang belakang vertical dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki. Sikap kerja berdiri dapat terjadinya penumpukan darah dan cairan tubuh pada kaki.








KEPUASAN KERJA

Definisi Kepuasan Kerja
Berdasarkan Handoko dan Asa’ad (dalam Umar, 2003), mendefinisikan kepuasaan kerja sebagai penilaian atau cerminan dari perasaan pekerja terhadap pekerjaannya.
Menurut Handoko (dalam Tangkilisan, 2005), mengemukakan bahwa kepuasaan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dari para karyawan dalam memandang pekerjaan mereka.
Menurut Wekley dan Yukl (dalam Moeljono, 2003), kepuasaan kerja adalah cara seseorang karyawan merasakan pekerjaannya. Kepuasaan kerja merupakan generalisasi sikap-sikap terhadap pekerjaannya yang didasarkan atas aspek-aspek pekerjaannya yang bermacam-macam.
Berdasarkan Organ dan Near (dalam Moeljono, 2003), kepuasaan kerja adalah keadaan yang dirasakan sebagai kebahagiaan yang ditopang oleh upaya metode, kinerja, serta imbalan upah yang jelas dan wajar.
Jadi berdasarkan tokoh-tokoh diatas dapat disimpulkan kepuasaan kerja tersebut akan membentuk sikap dan perilaku yang positif terhadap pekerjaannya dan karyawan akan lebih bergairah dalam melaksanakan pekerjaan serta dapat mencurahkan segenap kemampuan.



Aspek-Aspek Kepuasan Kerja
Kerja yang secara mental menantang, Kebanyakan Karyawan menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan. Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang menciptakan  HYPERLINK "https://id.wikipedia.org/wiki/Frustasi" \o "Frustasi" frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalamai kesenangan dan kepuasan.
Ganjaran yang pantas, Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil,dan segaris dengan pengharapan mereka. Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan  HYPERLINK "https://id.wikipedia.org/wiki/Individu" \o "Individu" individu, dan standar pengupahan  HYPERLINK "https://id.wikipedia.org/wiki/Komunitas" \o "Komunitas" komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan. tidak semua orang mengejar uang. Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja. Tetapi kunci yang manakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan. Serupa pula karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan. Oleh karena itu individu-individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan mereka.
Kondisi kerja yang mendukung,Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas. Studi-studi memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau merepotkan. Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak esktrem (terlalu banyak atau sedikit).
Rekan kerja yang mendukung, Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan sosial. Oleh karena itu bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan menyenagkan dapat menciptakan kepuasan kerja yang meningkat. Tetapi Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan.
   Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan, Pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun) dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka. Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut, dan karena sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang lebih besar untuk mencapai kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka.

Dimensi Kepuasan Kerja
Berdasarkan Wexley dan Yukl (dalam Moeldjono, 2003) mengemukakan ada tiga dimensi kepuasan kerja :
Kepuasan kerja adalah sebuah respons emosional terhadapsituasi kerja
Kepuasan keja sering ditentukan oleh bagaimana outcomes (hasil/keluaran) dapat sesuai atau melebihi harapan.
Kepuasan kerja akan mempresentasikan sikap-sikap yang berhubungan dengan hal tersebut.


Faktor-Faktor Kepuasan Kerja
Faktor-faktor menurut Gilmer (dalam Wijono,2010) :
Kesempatan untuk maju
Dalam hal ini ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan peningkatan kemampuan selama kerja.
Keamanan kerja
Faktor ini sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja baik bagi karyawan pria maupun wanita. Keadaan yang aman sangat mempengaruhi perasaan karyawan selama kerja.
Gaji
Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang mengekspresikan kepuasan kerjanya dengansejumlah uang yang diperolehnya.
Perusahaan dan Manajemen
Perusahaan dan Manajemen yang baik adalah yang mampu memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil. Faktor ini yang menguntungkan kepuasan kerja karyawan.
Pengawasan (Supervisor)
Bagi karyawan, supervisor dianggap sebagai figure ayah dan sekaligus atasannya, supervise yang buruk dapat berakibat absensi dan turn over.

Hubungan Pelaksanaan Kerja dengan Kepuasan Kerja
Hubungan antara pelaksanaan kerja dan kepuasan kerja sudah pasti menjadi hal yang sangat penting. Cara seorang karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya,sangat dipengaruhi oleh lingkungan kerja dan hal tersebut akan mempengaruhi kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan tersebut. Selain dipengaruhi oleh faktor luar, faktor dari dalam diri seorang karyawan juga sangat berpengaruh. Motivasi yang dimiliki seorang karyawan dalam mengerjakan pekerjaannya haruslah tinggi. Sehingga karyawan tersebut dapat mempertahankan produktivitasnya dan dapat bekerja kepada sebuah perusahaan dalam waktu yang lama.
Kepuasan kerja juga penting untuk aktualisasi, karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan psikologis,dan pada gilirannya akan menjadi frustasi. Karyawan yang seperti ini akan sering melamun, cepat bosan, dan emosi tidak stabil. Sementara itu karyawan yang mempunyai kepuasan kerja memperoleh prestasi bekerja lebih baik daripada karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja. Oleh karena itu kepuasan kerja mempunyai art penting bagi karyawan maupun perusahaan, karena dapat menciptakan keadaan positif didalam lingkungan kerja perusahaan.




DAFTAR PUSTAKA

Umar, H. (2003). Business an Introduction. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Moeljono, D. (2003). Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi. Jakarta : Elex Media Komputindo.
Tangkilisan, H. N. S. (2005). Manajemen Publik. Jakarta : Grasindo.
Wijono, S. (2010). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : Kencana.
 HYPERLINK "https://nabilapd.wordpress.com/2015/12/21/sikap-kerja-kepuasan-kerja-lanj/" https://nabilapd.wordpress.com/2015/12/21/sikap-kerja-kepuasan-kerja-lanj/
stardydj94.blogspot.co.id/2015/02/sikap-kerja-dalam-ergonomi.html?m=1